Sebagai orang tua, saya pikir kita selalu mencari cara yang dapat membantu agar anak mendengarkan.
Sementara hal tersebut mungkin bukan bagian yang paling menarik sebagai orang tua, membuat anak mendengarkan adalah suatu hal yang masih diperjuangkan oleh banyak orang tua. Saya bukan seorang pakar pola asuh (dan tidak akan mengklaim demikian), akan tetapi sebagai seorang Ibu dan mantan guru, saya telah mempelajari beberapa tips dasar yang dapat membantu pekerjaan kita sebagai orang tua menjadi sedikit lebih mudah.
1.) “ Oee’-Oee’ ”
Saya selalu tertawa saat saya menonton Charlie Brown dan suara-suara orang dewasa dalam kartun tersebut bagaikan suara terompet yang teredam – tidak ada cara untuk mengetahui apa yang orang dewasa SEBENARNYA katakan. Tahukan Anda? Hal itu benar-benar terjadi kepada anak-anak kecil! Dengarkan suara Anda. Ketika nada suara Anda tetap konsisten dengan tidak adanya variasi dalam volume atau irama, hal itu sangatlah membosankan dan tidak akan membuat anak tetap tertarik. Dan, seperti halnya dalam Charlie Brown, Anda akan mulai terdengar seperti suara latar belakang yang bising. Anda telah kehilangan minat anak Anda. Cobalah ini sebagai gantinya:
– Variasikan cara bicara Anda kepada anak.
Berbisik adalah cara yang sering saya gunakan, dan hal itu dapat membantu untuk meringankan situasi.
2.) Katakan apa yang Anda maksudkan
Daripada mengatakan kepada anak mengapa mereka telah berperilaku salah… dan mengapa Anda harus mengatakan kepada mereka bahwa hal tersebut tidak baik… dan bahwa akan ada konsekuensi untuk tindakan tersebut… dan Anda tidak akan mentolerasi tindakan itu lagi… dan… dan… katakan sajalah apa yang Anda maksud!
Berikut apa yang saya lakukan secara spesifik:
- “O..Ow… Mama lihat kamu memukul kepala kakakmu.” (pernyataan)
- “Apakah itu baik, memukul kepala kakakmu?” (pertanyaan)
- Anak biasanya akan menjawab “Tidak”, yang mana memungkinkan Anda mengatakan “Mengapa tidak baik memukul kepala kakakmu?” (biarkan mereka menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’)
- Jika mereka mengatakan “Ya, itu baik” itu akan memberikan Anda kesempatan untuk mengatakan “sebenarnya, itu hal yang tidak baik, memukul kepala kakakmu. Kenapa Mama bilang tidak baik?” (hasilkan alasan-alasan bersama)
Kemudian, BERI JEDA.
Ketika Anda melihat tatapan yang kosong, hal itu kemungkin terlihat seperti mereka menolak Anda, tetapi lebih sering lagi yang terjadi ialah, otak anak Anda bekerja keras untuk mencari sebuah jawaban.
Berilah waktu kepada mereka untuk berpikir.
Anda mungkin perlu mendorong mereka dengan pertanyaan lagi dan mengatakan “Mama bisa menungggu jawaban” dan lakukanlah demikian – TUNGGU. Saya selalu menghitung sampai 20 sementara saya menunggu lalu kemudian bertanya lagi “hmm… jadi sekarang apa yang harus kita lakukan?”. Tergantung kepada umur anak dan kemampuan verbalnya, Anda mungkin harus mendorong mereka lagi, tapi beri mereka kesempatan. Konsekuensi lebih bermakna ketika mereka dihasilkan oleh anak yang berarti mereka mungkin benar-benar ingat untuk tidak melakukan tindakan itu lagi… hanya, mungkin…
3.) Tekukkan kaki Anda!
Berdiri dihadapan anak sementara Anda berbicara dengan mereka dapat menjadi suatu hal yang menakutkan dan mengintimidasi bagi seorang anak, khususnya ketika Anda marah. Turunlah ke level anak dengan menekukkann kaki Anda dan lihatlah mata anak Anda. Hal itu akan membantu mereka untuk fokus dan membuat mereka tahu bahwa Anda sedang berbicara dengan mereka bukan kepada mereka. Hal itu menunjukkan rasa menghargai Anda kepada mereka juga.
4.) Lupakanlah!
Setelah anda selesai berbicara, ubahlah nada bicara Anda kembali normal. Yang berarti, lakukanlah hal yang konyol dan tersenyumlah dengan anak Anda. Pergi. Bersenang-senang. Lupakan rasa frustrasi Anda dan bersikap seperti biasanya membuat anak Anda tahu bagaimana menghadapi konflik dengan kedewasaan. Jika Anda bertahan pada emosi Anda, Anda mungkin juga akan mengeluarkan luapan kemarahan orang dewasa. Tetapi, jika Anda melupakan apa yang telah terjadi, hal itu adalah teladan pemberian maaf yang sangat baik.
5.) Berlatih mendengarkan mereka
Saya akan menjadi orang pertama yang mengaku bahwa Pinterest atau Facebook atau SMS atau blog ini… telah mengalihkan saya dari anak-anak saya. Tetapi, ketika saya mendengar suara puteri saya yang manis atau suara kecil putera saya, saya melakukan segala usaha untuk mengentikan kegiatan saya pada saat itu dan mendengarkan mereka. Jika saya tidak bisa, saya setidaknya akan memberitahukan mereka dengan mengatakan “tunggu sebentar ya sayang, beberapa menit lagi.” Jika Anda berlatih mendengarkan anak Anda, mereka akan jauh lebih mungkin mendengarkan Anda. Dan, saya selalu memulai lagi percakapan dengan mengatakan, “Terima kasih sudah menunggu, apa yang tadi mau kamu bilang ke Mama?” Karena hal itu adalah bentuk dari menghargai usaha mereka untuk menunggu dengan sabar, yang berarti mereka akan lebih mungkin untuk melakukannya lagi di masa depan.
Kita sebagai orang tua memiliki pekerjaan terberat di dunia.
Kita sedang diawasi dan diulangi 24 jam sehari. Tidak ada “cuti” ketika Anda menjadi orang tua. Tetapi, jika anda benar-benar sadar akan bagaimana Anda seharusnya berbicara kepada anak Anda, hal tersebut dapat memberikan hasil yang sungguh baik terhadap usaha Anda.
[Katie Joiner/Vio]