Saya Larasati Anggraeni, pada tulisan pertama saya ini, saya ingin sedikit berbagi tentang apa yang selalu membuat saya termotivasi, ini saya dapatkan dalam sebuah video tentang seorang Guru yang ditertawakan keras oleh muridnya karena kesalahan kecil yang ia perbuat saat mengajar.
Suatu hari ketika seorang guru Matematika mengajar muridnya di dalam kelas. Sang guru menuliskan perkalian sederhana di papan tulis. Namun sang guru sengaja membuat kesalahan dalam menuliskan hasil perkalian pertamanya. Hal ini membuat murid-muridnya mulai tersenyum dan tertawa. Sampai akhirnya guru ini selesai menulis dan menoleh ke arah murid-muridnya. Seorang murid mengkritik gurunya, bagaimana bisa salah pada perkalian yang amat sederhana ini, lalu sang gurupun berkata “Saya sengaja menulis jawaban yang salah, dalam perkalian yang pertama karena saya mau kalian belajar sesuatu yang sangat penting ini, untuk membuat engkau mengerti bagaimana dunia memperlakukan engkau. Engkau bisa melihat jawaban saya benar sebanyak sembilan kali, tetapi tidak ada diantara kalian yang memuji saya, malah menertawakan dan mengkritik saya hanya karena 1 jawaban saya yang salah. Jadi inilah yang harus kalian sadari bahwa dunia tidak akan memujimu untuk hal-hal baik yang telah kalian lakukan berkali-kali, tapi dunia akan mengkritik dan menertawakan kalian untuk sebuah kesalahan yang kalian lakukan. Namun jangan berkecil hati karena hal-hal ini, terus bangkit di atas tertawaan mereka, dan berbagai kriitik yang mereka lontarkan”.
Setelah membaca hal ini saya menjadi lebih termotivasi, bahwa wajar saja kita semua melakukan kesalahan, dan wajar jika ditertawakan orang, namun tidak boleh berkecil hati dengan hal tersebut justru harus bangkit dan semangat. Dalam hal ini bukan termotivasi untuk melakukan kesalahan tapi terus melakukan hal-hal baik.
Semoga dengan saya membagikan tulisan ini, dapat menjadi motivasi dan inspirasi utuk yang lainnya. Bahwa membuat kesalahan adalah wajar selama terus berusaha memperbaiki diri dan melakukan hal-hal baik dan benar lainnya. (bu Laras)