Gangguan sensorik pada anak merujuk pada kondisi di mana sistem saraf mengalami kesulitan dalam menerima, memproses, atau merespons informasi sensorik yang diterima dari lingkungan. Ini dapat mempengaruhi bagaimana anak merasakan, memahami, dan bereaksi terhadap rangsangan di sekitarnya. Gangguan ini sering kali terlihat pada anak-anak dengan autisme, ADHD, dan kondisi perkembangan lainnya, namun juga dapat terjadi pada anak-anak yang tidak memiliki diagnosis lain.
Berikut adalah beberapa jenis gangguan sensorik yang sering dialami oleh anak-anak :
1. Gangguan Sensori Pemrosesan (Sensory Processing Disorder, SPD)
- SPD adalah kondisi di mana otak memiliki kesulitan dalam menerima dan merespons informasi dari indera secara akurat. Anak dengan SPD bisa sangat sensitif (hipersensitif) atau kurang sensitif (hiposensitif) terhadap rangsangan sensorik.
- Contoh:
- Anak hipersensitif mungkin merasa terganggu dengan suara keras, cahaya terang, atau pakaian yang gatal.
- Anak hiposensitif mungkin mencari sensasi dengan memutar-mutar tubuh, menabrak benda, atau tidak merespons ketika dipanggil.
2. Gangguan Sensori Motorik
- Gangguan ini mempengaruhi kemampuan anak untuk merencanakan dan melaksanakan gerakan motorik sebagai respons terhadap rangsangan sensorik. Ini bisa menyebabkan kesulitan dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari yang melibatkan koordinasi gerakan.
- Contoh: Anak mungkin tampak canggung atau kikuk, sering menjatuhkan benda, atau kesulitan dalam menulis, memotong, atau menggunakan peralatan makan.
3. Gangguan Sensori Visual
- Anak dengan gangguan ini mengalami kesulitan dalam memproses informasi visual, meskipun penglihatan mereka secara medis normal. Mereka mungkin memiliki tantangan dalam menafsirkan apa yang mereka lihat atau dalam memahami dan merespons informasi visual.
- Contoh:
- Kesulitan dalam mengenali wajah atau objek yang familiar.
- Masalah dalam membedakan antara huruf dan angka yang serupa, yang dapat mempengaruhi keterampilan membaca dan menulis.
- Mudah merasa lelah atau sakit kepala setelah melihat layar atau membaca untuk waktu yang lama.
4. Gangguan Sensori Auditori
- Anak-anak dengan gangguan sensorik auditori mungkin memiliki kesulitan dalam memproses informasi suara. Meskipun kemampuan pendengaran mereka secara fisik normal, mereka mungkin kesulitan untuk fokus atau memahami suara di sekitar mereka.
- Contoh:
- Terganggu oleh suara yang bagi orang lain biasa atau bahkan tidak terdengar.
- Sulit untuk mengikuti instruksi verbal, terutama di lingkungan yang berisik.
- Kesulitan membedakan antara suara latar dan suara penting, seperti tidak mendengar ketika dipanggil karena fokus pada suara lain.
5. Gangguan Sensori Taktil
- Gangguan ini melibatkan kepekaan terhadap sentuhan. Anak dengan gangguan sensorik taktil mungkin merasa terlalu sensitif terhadap sentuhan tertentu atau kurang responsif terhadap rangsangan taktil.
- Contoh:
- Tidak nyaman atau terganggu oleh tekstur tertentu, seperti pakaian dengan label yang kasar, pasir, atau lumpur.
- Menghindari sentuhan fisik seperti pelukan atau justru mencari sentuhan terus-menerus.
- Kesulitan dengan kebersihan diri, seperti mencuci tangan atau menyikat gigi karena tidak menyukai sensasi tersebut.
Ikuti kami pada media sosial lainnya (Follow us on social media) :
YouTube : @balistung
Instagram : @balistung
Facebook : @balistung
Threads : @balistung
Tiktok : @balistung
#balistung #calistung #lesbaca #bimbelsd #lesbacatulis #lesonline #lesprivatdenpasar